Posted on 26-Jun-2016
Dalam setiap tahapan kehidupan, kita telah dan akan menemui begitu banyak pribadi-pribadi yang masuk dan menyentuh kehidupan kita dengan cara-cara mereka yang akan senantiasa kita ingat dengan indah.
Pepatah telah mengingatkan kita bahwa ada orang-orang yang sambil lalu menemani perjalanan kita, namun ada pula orang-orang tertentu yang karenanya kita merasa terberkati. Karenanya kita menjadi membuka wawasan, karenanya kita menjadi lebih mengerti dan paham, karenanya kita menjadi yakin dan terdukung, karenanya kita menjadi membuka potensi kebaikan kita, karenanya kita merasa tidak sendiri, karenanya kita merasa hangat dan damai, karenanya kita menjadi bersemangat, karenanya kita menjadi tersenyum dan gembira.
Apa yang menyebabkan cara mereka yang indah itu tidak mungkin terlupakan oleh kita? Karena kita merasakan langsung dampak positifnya. Inilah yang terjadi ketika dua pribadi mempertautkan dan membangun jembatan antar diri mereka. Jembatan yang memperhubungkan hati dengan hati. Inilah yang terjadi ketika jembatan yang mereka bangun tersebut telah memungkinkan terbukanya jalan bagi kekuatan-kekuatan kebaikan untuk saling tersalur diantara ujung-ujung jembatan tersebut.
Setiap pertemuan kita dengan pribadi-pribadi di sekeliling adalah kesempatan untuk membangun jembatan kokoh antara diri kita dengan pribadi-pribadi tersebut. Kita mengenal ajaran untuk meninggalkan jejak dan warisan pada setiap dunia kehidupan yang kita lalui. Kita diminta untuk meninggalkan warisan berharga yang akan senantiasa dikenang karena dampak positifnya. Tidak ada warisan yang lebih berharga dibanding jembatan kokoh yang terbangun antara diri kita dengan pribadi-pribadi yang kita pilih. Sahabat, pastikan diri kita membangun jembatan yang kokoh, karena bagaimana kita ingin dikenang kelak sangat tergantung pada cara dan kualitas jembatan yang kita bangun.
Lihatlah, perhatikanlah dan tentukanlah pribadi yang padanya akan kita bangun jembatan yang kokoh. Kita memiliki tugas untuk membangun jembatan-jembatan kokoh pada setiap perjumpaan dengan pribadi sekitar. Adakah kepekaan kita telah menunjukkan bahwa ada pribadi tertentu yang membutuhkan jembatan kita? Mari kita sadari bahwa diri kita dibutuhkan. Mari kita sadari bahwa kita ditugasi untuk membangun jembatan yang baik dan berkualitas bagi sebanyak mungkin orang. Mari kita sadari pula bahwa kita diminta untuk membangun jembatan 'emas' pada pribadi-pribadi tertentu yang membutuhkan kita. Jembatan 'emas' yang akan menjadi saluran bagi kebaikan kita untuk secara bertahap membantu mempertumbuhkan pribadi-pribadi tersebut.
Sahabat, seberapa banyakkah jembatan yang telah kau bangun? Dan seberapa berkualitasnyakah jembatan tersebut?
Bangunlah jembatanmu !