Posted on 23-Mar-2022
Bagaimana anda menilai / memandang para pemimpin di organisasi anda? Bagaimana tim anda menilai / memandang anda sebagai pemimpin?
Secara umum, ada dua persepsi yang kita gunakan untuk menilai dan meng-assess kepemimpinan orang lain. Pertama, kita ingin tahu apakah mereka bisa dipercaya (apa niat / motivasi dia dalam memimpinku?). Kedua, kita ingin tahu kemampuan/kapabilitas mereka (Apakah ia mampu bertindak sesuai dengan niat dan motivasinya tersebut?).
Dengan kata lain, dua kriteria penting yang kita gunakan dalam menilai kepemimpinan orang lain adalah: sikap hangat (WARMTH) dan kemampuan (COMPETENCE) yang bersangkutan. “Warmth” adalah mengenai seberapa jauh kita dapat MEMPERCAYAI dia sebagai pemimpin. “Competence” adalah mengenai seberapa jauh kita MENGHORMATI dia sebagai pemimpin.
So, bayangkan anda menduduki posisi baru untuk memimpin sebuah tim, maka mana yang akan anda fokuskan untuk anda bangun terlebih dahulu – “warmth” atau “competence”?
Ingat, pertanyaannya adalah yang mana yang mau difokuskan untuk dibangun TERLEBIH DAHULU.
Kebanyakan dari pemimpin yang menduduki jabatan baru / pindah ke perusahaan lain / beradaptasi dengan tim baru atau bahkan yang sudah senior dalam jabatan kepemimpinannya – seringkali berfokus untuk membangun “competence” terlebih dahulu. Mereka membuktikan performance mereka, menunjukkan keahlian / skill mereka, menuntaskan pekerjaan yang diberikan, men-deliver result dengan cepat, dsb.
Penelitian yang dilakukan oleh Amy Cuddy dan koleganya dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa jika pemimpin cenderung membangun “competence” terlebih dahulu, mereka akan cenderung menciptakan rasa takut bagi timnya. Sementara, jika pemimpin membangun “warmth” terlebih dahulu, mereka akan mampu memberikan pengaruh yang lebih positif karena telah menciptakan trust dengan timnya.
So, kesimpulannya adalah: bangunlah kepercayaan terlebih dahulu baru tunjukkan kompetensi anda. Sebagai pemimpin anda tentu perlu memiliki “warmth” sekaligus “competence”, namun untuk mampu memimpin dengan lebih efektif, anda perlu fokus memancarkan sikap hangat anda terlebih dahulu. Bangunlah hubungan baik, tunjukkan empati, terbukalah pada tim anda, tuluslah dalam menjalin relasi. Ketika anda telah membangun kepercayaan, baru anda menunjukkan kompetensi dan ketrampilan profesional anda.
Ingat, jangan terbalik. Jika anda membangun “competence” terlebih dahulu tanpa adanya “warmth”, anda beresiko menciptakan suasana kerja yang kaku, tegang, penuh rasa takut. Anggota tim menjadi enggan menyampaikan pendapat dan engagement tim pun menjadi rendah. Kerja hanya sekedar kerja, tanpa adanya kegembiraan dan rasa kebersamaan.
Ketika anda membangun “warmth” terlebih dahulu dan kemudian seiring perjalanan anda membangun dan menunjukkan “competence”, niscaya anda mampu menjadikan kepemimpinan anda sebagai hadiah berharga untuk tim anda dan bukan sebagai ancaman bagi mereka.
referensi sketchnote: bakjacconsulting.com
Mari kita bahas lebih detail bagaimana unsur “warmth” dan “competence” ini berperan besar dalam membangun kapablitas kepemimpinan anda. Perhatikan diagram di bawah ini:
Referensi warmth-competence matrix: HBR.org
Ketika anda sebagai pemimpin menunjukkan sikap hangat yang baik namun tidak ditunjang dengan ketrampilan profesional anda, maka anggota tim anda akan cenderung merasa iba / kasihan (pity) pada anda. Biasanya ada dua efek yang terjadi. Pertama, anda bisa mendapatkan bantuan / support / backup dari tim anda karena mereka merasa iba. Kedua, anggota tim anda tidak akan terlalu respect pada anda akibat ketidakmampuan anda dalam area bidang kerja tertentu.
So, tidak cukup hanya menjadi pemimpin yang ramah, baik hati dan tidak sombong 😊. Maksudnya, ketika anda sudah menebarkan sikap hangat anda sebagai pemimpin, anda tetap perlu membuktikan kualitas profesional anda. Tunjukkan expertise anda. Asah terus ketrampilan anda agar anda memiliki pengalaman relevan dan pengetahuan memadai untuk menyelesaikan pekerjaan. Capailah target / goal pekerjaan anda secara konsisten. Asah terus kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan anda secara memadai. Intinya: unsur “warmth” anda yang sudah tinggi perlu ditunjang dengan unsur “competence” anda yang juga tinggi.
Seringkali proses suksesi / promosi yang terjadi di organisasi adalah individu yang ahli dan jago dalam bidangnya dan perform dalam pekerjaannya kemudian diangkat menjadi pemimpin. Padahal belum tentu ia memiliki kualitas kepemimpinan yang memadai. Kemudian ia pun mengandalkan “competence” nya ini sebagai sumber power untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain. Biasanya hal ini tidak akan efektif mempengaruhi orang lain. Pemimpin yang memiliki unsur “competence” yang tinggi namun tidak ditunjang dengan unsur “warmth” yang juga tinggi akan beresiko menciptakan rasa takut dan iri pada anggota timnya. Orang akan mengalami kekecewaan maupun rasa sakit yang pernah ia timbulkan akibat sikapnya yang “tidak hangat”.
So, tidak cukup hanya menajdi pemimpin yang cakap, trampil dan profesional. Pemiimpin juga perlu mengasah human skill-nya dan memancarkan sikap hangat pada orang lain. So, bangunlah unsur “warmth” anda sebagai pemimpin. Hargailah orang lain, hindari menyakiti orang lain. Hargai perbedaan individu dan jalinlah relasi positif. Asah terus interpersonal skill anda. Latihlah terus communication skill anda. Terlibatlah dalam diskusi yang otentik, terbuka, saling berbagi informasi. Jadilah pendengar yang baik. Tunjukkan empati anda. Apresiasi dan pujilah kinerja baik tim anda.
Ini adalah hal yang fatal. Dalam kuadran ini artinya sang pemimpin tidak menunjukkan sikap hangat dan juga memiliki kemampuan / kompetensi yang rendah. Well, ia perlu bekerja keras untuk meningkatkan dua unsur sekaligus, yaitu “warmth” dan “competence” -nya, or else ia belum layak menjadi pemimpin bagi timnya.
Ini adalah kuadran yang perlu menjadi tujuan kepemimpinan anda. Kuadran dimana anda memancarkan sikap hangat anda pada orang lain sekaligus menunjukkan kemampuan profesional anda yang handal. Di kuadran inilah anda mendapatkan kepercayaan, rasa hormat, dan rasa kagum dari anggota tim anda. Di kuadran inilah engagement tim anda tercipta, kreativitas mereka terbuka, kehebatan mereka tersalurkan, dan anda mengambil peran menorehkan kepemimpinan yang memorable di benak dan hati mereka.
Let’s lead better. Your team needs you more than ever.