Posted on 24-Jul-2022
Pada jaman Romawi Kuno, para artis kreatif yang menghasilkan karya-karya seni hebat, biasanya memiliki “Tuan” yang menjadi penyokong mereka - yang memberi mereka tempat tinggal, makanan, tempat / fasilitas, agar mereka dapat berfokus menghasilkan karya-karya terbaik mereka.
Sebagai balasannya, para artis ini menjadi “Anteambulo” bagi “Tuan” mereka. Anteambulo dalam arti harafiahya adalah “seseorang yang membersihkan / membuka jalan”. Jadi, seorang Anteambulo berjalan di depan tuannya ke mana pun mereka berjalan di Roma. Menunjukkan jalan, mengkomunikasikan pesan, intinya mereka membuat hidup orang yang membayar mereka menjadi lebih mudah.
Alkisah, ada seorang penyair terkenal di jaman Romawi Kuno Bernama Martial. Ia menjadi Anteambulo bagi seorang pebisnis kaya bernama Mela (yang merupakan saudara laki-laki dari seorang Filsuf Stoic dan penasihat politik bernama Senca). Yang menjadi masalah adalah Martial membenci perannya ini. Ia merasa menjadi “budak korporat” bagi Mela. Ia membenci sistem dimana seakan-akan ia dibuat tidak berdaya dan tidak memiliki kebebasan.
Akibatnya, tulisannya sering berisi kebencian dan kepahitan terhadap kalangan atas Roma – yang ia percayai telah menyingkirkan dirinya. Karena kemarahannya ini, Martial tidak dapat melihat perannya sebagai penyair sebagai sesuatu yang unik dan bermanfaat besar. Ia tidak menggunakan kekuatan tulisannya untuk memberikan pengetahuan akan budaya Roma yang luas dan kaya kepada masyarakat luas. Ia tidak berdamai dengan sistem yang mengelilinginya, akibatnya ia menjadi terpuruk dan tulisan karyanya tidak menjadi sesuatu yang besar.
……
Sebenarnya, sebagian besar dari kita memiliki peran sebagai Anteambulo bagi atasan kita di perusahaan kita saat ini. Dan semoga, kita tidak seperti Martial yang memendam rasa sakit dan pahit terhadap sistem, atasan, maupun budaya perusahaan dimana kita berkarya saat ini.
Ambillah peran sebagai Anteambulo bagi atasan / perusahaan kita saat ini. Jadilah kanvas yang dapat diwarnai orang lain. Jadilah orang yang ringan tangan dan mudah membantu. Mudahkan jalan bagi atasan kita. Bantu ringankan beban atasan kita. Bersihkan jalan untuk orang lain yang berada di atas kita, dengan demikian kita juga akan membuat jalan yang mudah bagi kita sendiri.
Ini bukan tentang menjadi penjilat yang dipenuhi motif egosentris dengan cara mencari muka di depan atasan. Melainkan adalah mengenai keinginan kuat melayani dan memudahkan jalan orang lain.
Kita bisa belajar dari kisah Martial, bahwa dalam karir, kita bisa membawa diri kita untuk:
Sangat mudah untuk terus mengeluh seperti Martial. Untuk membenci dan meluapkan rasa sakit hati / kekecewaan kita. Untuk tidak suka pada mereka yang lebih berkuasa / memiliki status lebih tinggi / memiliki sumber daya yang lebih banyak. Ini adalah jalan mudah untuk memenuhi hasrat ego diri.
Jalan yang lebih sulit adalah dengan konsisten menjadi Anteambulo dan memudahkan jalan orang lain.
Beranilah mengambil jalan yang lebih sulit tersebut. Pada akhirnya, orang-orang yang mengambil sikap sebagai seorang Anteambulo adalah orang-orang yang paling sukses dan mulia dalam karirnya.
Reference: