Posted on 30-Jul-2024
Jim Collins dalam karyanya “Good to Great” mengilustrasikan konsep jendela (window) dan cermin (mirror) sebagai prinsip ampuh dalam memimpin.
Cermin adalah simbol bagi pemimpin untuk melihat ke dalam dirinya sendiri. Sementara jendela adalah simbol bagi pemimpin untuk melihat dunia di luar dirinya.
Dalam kajian penelitiannya, ia membedakan dua jenis pemimpin:
Pemimpin tipe pertama menggunakan “cermin” ketika terjadi kemajuan / keberhasilan / pencapaian. Ia memandang bahwa keberhasilan yang terjadi karena faktor dirinya: kekuatannya, ketrampilannya, pengetahuannya, kepribadiannya, koneksinya, kepemimpinannya, dsb. Karena itu ia menuntut pengakuan, mempertunjukkan keberhasilannya, juga meminta perlakuan istimewa.
Sementara ketika terjadi kesalahan / kegagalan / kerugian, pemimpin tipe pertama ini menggunakan “jendela.” Ia memandang bahwa kegagalan yang terjadi karena faktor di luar dirinya: kelalaian orang lain, pasar yang sedang lesu, timnya yang tidak termotivasi, ketidak-kompeten-an orang lain, dsb. Baginya, kegagalan yang terjadi adalah tanggung jawab orang lain selain dirinya sendiri.
Pemimpin tipe kedua menggunakan “jendela” ketika terjadi kemajuan / keberhasilan / pencapaian. Ia menyadari bahwa keberhasilan yang terjadi adalah hasil kolaborasi dari banyak pihak, karena itu ia senantiasa melihat ke luar dirinya (jendela) untuk memberi pengakuan / apresiasi / pujian kepada orang-orang di sekelilingnya yang telah berkontibusi. Sebagai pemimpin, ia paham bahwa dirinya hanya mengambil salah satu peran dari sekian banyak peran yang berkontribusi pada keberhasilan tsb. Karena itu, jika orang lain memberi pengakuan / memuji dirinya, ia tidak mengambil pengakuan / pujian itu sebagai miliknya sendiri, melainkan juga menyebarkannya pada orang-orang lain yang juga telah berkontribusi.
Pemimpin tipe kedua menggunakan “cermin” ketika terjadi kesalahan / kegagalan / kerugian. Ia melihat ke dalam dirinya sendiri untuk menyadari peran dan tanggung jawabnya terhadap kegagalan yang terjadi. Kendati ada hal-hal di luar kontrol dirinya yang menyebabkan kegagalan tsb terjadi, ia tetap memandang bahwa dirinya berperan terhadap kegagalan tsb dan untuk itu ia mengambil tanggung jawab pribadi untuk memperbaiki dan belajar dari kegagalan tsb.
Bagaimana dengan gaya kepemimpinan kita selama ini? Apakah kita masih terbalik menggunakan prinsip “cermin” dan “jendela” ini?
Saat terjadi kegagalan, tataplah cermin. Lihat ke dalam diri. Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabku terhadap kegagalan tsb? Segera perbaiki dan ambil pelajaran darinya.
Saat terjadi keberhasilan, lihatlah melalui jendela. Pandanglah orang-orang lain yang telah berkontribusi terhadap keberhasilan tsb. Berikan pengakuan / pujian / apresiasi / penghargaan atas kontribusi / upaya mereka tsb.
Let’s lead better.