Apa sumber utama energi anda ?

by Erick Iskandar


Posted on 16-May-2017



Setiap dari kita memiliki energi yang menggerakkan perilaku profesional kita di Organisasi. Energi tersebut dapat bersumber dari rasa takut kita maupun rasa cinta / kepedulian kita.

 

Rasa takut akan mendorong kita untuk berstrategi melakukan “penghindaran”, sementara rasa peduli akan mendorong kita untuk berstrategi melakukan “pertumbuhan” bagi diri kita maupun orang lain.

 

Sekali lagi, rasa takut akan membuat kita menghindar cari aman sementara rasa peduli akan membuat kita bertumbuh.

 

Donny adalah seorang Sales Manager di suatu perusahaan distribusi. Ia memiliki seorang atasan di level Direksi yang ia persepsikan terlalu kritis dan sering mencari kesalahan saat membahas hasil penjualan di setiap yearly meeting.

 

Ia takut dikritisi.

 

Karena itu, ia meminta Andy anggota timnya yang menjadi Supervisor penjualan untuk mempersiapkan dan membawakan presentasi saat yearly meeting nanti.

 

Jika Andy yang melakukan presentasi, maka Andy-lah yang nanti akan banyak mendapat pertanyaan dari sang Direktur dan Donny hanya perlu hadir di yearly meeting tersebut sekedar untuk formalitas.

 

Di yearly meeting, akhirnya Donny pun selamat dari rentetan pertanyaan kritis dari sang Direksi, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan kepada Andy yang pada akhirnya memang kesulitan untuk menjawabnya.

 

Donny pun akhirnya aman ….. well, benarkah Donny aman ?

 

Donny adalah kita. Donny adalah anda dan saya.

 

Donny adalah gambaran kita yang seringkali didorong oleh rasa takut untuk kemudian akhirnya memilih menghindar.

 

Well, Donny hanyalah contoh sederhana dari sekian banyak persitiwa di organisasi dimana banyak karyawan dimotivasi oleh FEAR (rasa takut) untuk akhirnya memilih strategi menghindar.

 

Takut di-kritisi, takut di-persepsikan tidak mampu, takut dinilai tidak cakap, takut tidak mendapat posisi, takut dipandang tidak loyal, takut kehilangan jabatan, dan banyak rasa takut-takut yang lain yang akhirnya menyebabkan kita bermain politik kantor secara tidak sehat.

 

Jika Donny dimotivasi oleh CARE (rasa peduli), maka tujuan ia menugaskan Andy adalah untuk membuat Andy bertumbuh dan berkembang dalam kemampuan presentasinya di yearly meeting.

 

Sehingga, jika Donny melihat Andy kesulitan menjawab pertanyaan dari Direksi, ia tidak akan diam saja. Ia akan dengan sigap mem-back up, membantu manjawab, mengambil tanggung jawab terhadap setiap pertanyaan maupun kritik yang diajukan para Direksi.

……………

 

FEAR Vs CARE …..

 

Kita tidak boleh dilumpuhkan oleh rasa takut yang mendorong kita untuk memilih strategi menghindar. Bisa jadi dalam jangka pendek kita akan berada dalam posisi “aman” karena kita menghindar. Namun yakinlah, dalam jangka panjang hal ini secara perlahan akan menggerogoti hubungan kepercayaan kita dengan orang lain dan akan melemahkan otot keberanian kita untuk menghadapi permasalahan secara ksatria.

 

Jika strategi menghindar ini sering dilakukan, pada akhirnya ia akan menjadi kebiasaan yang membentuk karakter dan sikap mental kita sebagai orang yang lemah, yang mencari pelarian dari tanggung jawab.

 

Ketika kita dimotivasi oleh CARE, kita akan memikirkan kepentingan yang jauh lebih besar melampaui kepentingan kita sendiri.

 

Kita akan melihat dari sisi yang lebih luas, yang memiliki dampak lebih besar dari sekedar rasa aman diri yang didapat.

 

Driven by fear” akan membuat kita menjalani karir professional dengan penuh intrik dan politik untuk menjalani prinsip “survival of the fittest” dengan teknik utama adalah menghindar.

 

Driven by care” akan membuat kita menjalani karir professional dengan penuh kegembiraan untuk menjalani prinsip “the more we care, the more we succeed” dengan teknik utama adalah berbagi.

 

Fear melumpuhkan kita.

 

Care menumbuhkembangkan kita.

 

Fear membutakan kita.

 

Care menerangi kita.

 

Fear merugikan orang lain.

 

Care bermanfaat untuk orang lain.

 

Choose CARE over FEAR